Selasa, 15 Juli 2014

Tahok, Kuliner Solo yang Terlupakan


http://prolimansolo.blogspot.com/

SOLO - Tahok adalah kuliner tradisianal warisan  Tionghoa yang  tinggal disekitar Pasar Gede, Solo.  Namun kini,  kuliner asli Solo ini sudah mulai langka keberadaannya karena terkalahkan  oleh makanan-makanan modern yang jauh lebih instan.
Bahan dasar dari tahok adalah Kedelai yang dihaluskan yang kemudian menjadi bubur. Hampir mirip dengan tahu putih, tetapi tekstur Tahok lebih lembut. Cara menghidangkannya pun cukup simpel yaitu cukup bubur Tahok disiram dengan campuran air jahe dan rempah-rempah lainnya.
Dalam penyajiannya Tahok disiram dengan kuah berwarna merah kecoklatan yang berasal dari campuran gula merah, daun sereh, dan daun pandan serta tak lupa tambahan jahe. Kuliner Tahok sangat cocok untuk dimakan ketika sedang dingin karena terdapat kandungan jahe yang membuat badan menjadi hangat.
Kuliner yang bisa dijumpai di sekitar Pasar Gede ini, kini tinggal ada tiga pedagang yang masih setia menjajakan tahok. Salah satunya adalah gerobak milik Sentot yang masih setia memasarkan tahok dari pagi sekitar pukul 06.00–11.00 WIB. Menurut Sentot, dengan mematok harga Rp. 5.000 per mangkuk cukup membuat laris jajanan Tahok apalagi di akhir pekan.
Dalam sehari, ia mengaku bisa menjual lebih dari 50 mangkok tahok. “Kalo hari Minggu gini belom sampai jam 11 sudah habis, banyak orang pendatang yang beli tahok”, tuturnya saat dtemui tim Kulilo, Senin (13/4/2014).

Kedelai yang terdapat dalam tahok mempunyai kandungan gizi. Tahu mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% -98%). Apabila dikonsumsi setiap pagi secara rutin dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dan cocok sebagai menu diet karena dipercaya dapat menurunkan berat badan serta mengurangi obesitas. (nurul)

2 komentar: