Tahok, Kuliner Solo yang Terlupakan
http://prolimansolo.blogspot.com/
SOLO - Tahok adalah kuliner tradisianal warisan Tionghoa yang tinggal disekitar Pasar Gede, Solo. Namun kini,
kuliner asli Solo ini sudah mulai langka keberadaannya karena
terkalahkan oleh makanan-makanan modern
yang jauh lebih instan.
Bahan dasar dari tahok adalah Kedelai yang
dihaluskan yang kemudian menjadi bubur. Hampir mirip dengan tahu putih, tetapi
tekstur Tahok lebih lembut. Cara menghidangkannya pun cukup simpel yaitu cukup
bubur Tahok disiram dengan campuran air jahe dan rempah-rempah lainnya.
Dalam penyajiannya Tahok disiram dengan kuah
berwarna merah kecoklatan yang berasal dari campuran gula merah, daun sereh,
dan daun pandan serta tak lupa tambahan jahe. Kuliner Tahok sangat cocok untuk
dimakan ketika sedang dingin karena terdapat kandungan jahe yang membuat badan
menjadi hangat.
Kuliner yang bisa dijumpai di sekitar Pasar Gede
ini, kini tinggal ada tiga pedagang yang masih setia menjajakan tahok. Salah
satunya adalah gerobak milik Sentot yang masih setia memasarkan tahok dari pagi
sekitar pukul 06.00–11.00 WIB. Menurut Sentot, dengan mematok harga Rp. 5.000
per mangkuk cukup membuat laris jajanan Tahok apalagi di akhir pekan.
Dalam sehari, ia mengaku bisa menjual lebih dari 50
mangkok tahok. “Kalo hari Minggu gini belom sampai jam 11 sudah habis, banyak
orang pendatang yang beli tahok”, tuturnya saat dtemui tim Kulilo, Senin
(13/4/2014).
Kedelai yang terdapat dalam tahok mempunyai
kandungan gizi. Tahu mempunyai mutu protein nabati terbaik karena mempunyai
komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang
tinggi (sebesar 85% -98%). Apabila dikonsumsi setiap pagi secara rutin dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dan cocok sebagai menu diet karena
dipercaya dapat menurunkan berat badan serta mengurangi obesitas. (nurul)